a little story about this live,

a story about experiences,

the path of my story

18 Oktober 2008

Penyakit disekitar kita

BIsmillahirahmanirahiim,
INFLUENZA dan DBD

1. INFLUENZA

A.Sejarah Influenza
Influenza atau yang sekarang biasa dikenal dengan sebutan flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus RNA yang berasal dari keluarga Orthomyxoviridae, yang selanjutnya disebut juga sebagai Virus Influenza. Nama Influenza sendiri berasal dari bahasa Itali yang artinya pengaruh. dari abad ke-15, nama ini diberikan untuk menandai penyebabnya, yang pada waktu itu dianggap sebagai akibat dari pengaruh nasib yang tidak baik. Seiring dengan perkembangan di dalam dunia kesehatan, istilah ini kemudian dikembangkan menjadi influenza, yang berarti "pengaruh cuaca dingin" ( influences of the cold ).lstiiah 'influenza' kemudian pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1743, untuk menyebut nama wabah yang menyerang Eropa pada waktu itu. Gejala - gejala penyakit influenza sudah ditemukan sejak 2400 tahun yang lalu oleh seorang ilmuwan Yunani, Hippocrates.
Namun, gejala - gejala ini masih terlihat samar, karena memiliki kemiripan juga dengan gejala-gejala penyakit yang lainnya, seperti radang paru-paru, demam berdarah, difteri, dengue, atau tipus.  Menurut dokumen catatan tentang penyakit ini, penyakit influenza pertama kali terjadi pada tahun 1580. Mulai dari Asia dan menyebar ke Eropa melewati Afrika. Di Roma lebih dari 8000 orang tewas dan beberapa kota besar Spanyol hampir disapu bersih oleh wabah penyakit ini. Wabah ini berlanjut pada abad ke-17 dan abad ke-18.  Wabah yang paling terkenal dan paling mematikan adalah wabah di Spanyol, wabah itu dikenal dengan nama “Spanish Flu” ( Flu Spanyol ) yang terjadi pada 1918 – 1919. Virus yang menyerang Spanyol ini bersubtipe H1N1 dan menewaskan jutaan nyawa. Tahun – tahun berikutnya wbabh kembali terjadi, namun wabah ini tidak sebesar wabah yang menyerang Spanyol. Wabah tersebut adalah “Asian Flu” ( Flu Asia ) virus yang bersubtipe H2N2 pada 1957 dan “Hong Kong Flu” ( Flu Hong Kong ) virus yang bersubtipe H3N2 pada 1968. Meski tidak sebesar flu Spanyol, tetapi jumlah korban kedua wabah tersebut mencapai nilai jutaan. Nama Wabah Tahun Virus Jumlah korban Flu Spanyol 1918 - 1919 Influenza A subtipe H1N1 40 – 100 juta Flu Asia 1957 Influenza A subtipe H2N2 1,5 juta Flu Hong Kong 1968 Influenza A subtipe H3N2 0,75 - 1 juta

B.Replikasi Virus
Virus Influensa berkembang biak dengan cara replikasi, yaitu membuat salinan dirinya sendiri. Virus ini merupakan virus yang menginfeksi sel inangnya dengan cara Litik. Dalam proses litik virus Influenza ini terdapat beberapa fase, antara lain : 1.Fase Adopsi ( fase penempelan )   Dalam fase ini ditandai melekatnya ekor    virus pada sel baktri. Setelah menempal    virus mengeluarkan enzim penghancur    untuk melubangi dinding bakteri untuk    memasukkan asam inti virus. 2.Fase injeksi ( memasukkan asam inti )   Setelah terbentuk lubang pada sel baktei   maka virus akan memasukkan RNAnya ke   dalam tubuh sel bakteri, jadi kapsid virus   tetap berada di luar sel bakteri dan tak   berfungsi lagi. 3.Fase Sintesis ( Fase Pembentukan )   DNA virus akan mempengaruhi DNA    bakteri sehingga mereplikasi bagian –    bagian virus.    4. Fase Asemblin ( Fase Perakitan )   Dilakukanlah perakitan bagian – bagian virus oleh bakteri.   5. Fase Lilis   Fase dimana 100 – 200 virus baru keluar dari bakteri dengan cara    menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga pada akhirnya sel inang lilis   ( pecah )  Setelah virus keluar maka virus – virus baru ( virion ) akan nenginfeksi sel – sel inang yang berada di dekatnya. Begitulah seterusnya virus – virus tersebut menginfeksi sel inangnya.

C.Bentuk dan Klasifikasi Virus
Influenza penyakit yang disebabkan oleh virus RNA yang berasal dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus influenza ini mempunyai tiga jenis, yaitu Golongan A, Golongan B, dan Golongan C. Golongan A dan C dapat menginfeksi kepada beberapajenis makhluk hidup, sedangkan Golongan B hanya bisa menginfeksi kepada manusia. Golongan A adalah jenis virus yang paling banyak menyerang dan paling mematikkan.  Virus Golongan B lebih jarang menyerang daripada Golongan A, dan yang diserangpun hanya manusia, sedangkan jenis mamalia yang bisa diserang hanyalah anjing laut. Jenis ini hanya bisa bermutasi 2-3 kali lebih rendah, sehingga pertumbuhan dan penyebarannya pun tidak sepesat Virus Golongan A. Virus Golongan C dapat menyerang manusia dan juga babi, dengan tingkat bermutasi yang lebih rendah lagi. Pada manusia, serangan virus ini hanya dapat menyebabkan demam ringan pada anak -anak. Virus Influenza A, B, dan C memiliki kemiripan bentuk, ukuran diameternya 80 – 120 nanometer, dan biasanya berbentuk bola kasar. Suatu genome Influenza A menyandikan 11 protein, yaitu : hemagglutinin ( HA ), neuraminidase ( NA ), nucleoprotein ( NP ), M1, M2, NS1, NS2( NEP ), NILAI, PB1, PB1-F2 dan PB2.

D.Penyebaran Virus
 Unggas liar merupakan reservoir / perantara untuk semua subtipe dari virus ini. Biasanya unggas liar itu justru tidak menjadi sakit walaupun virus tersebut bersarang di tubuhnya. Namun, padajenis unggas yang tidak liar, misalnya, ayam dan kalkun, gejala­gejala terinfeksi dapat bermanifestasi.  Manusia sangat jarang terinfeksi influenza langsung dari hewan. Biasanya penularan terjadi dari orang ke orang lain, yang sering diakibatkan melalui percikan ludah sang penerita yang tidak sengaja terhirup. Penyakit flu sukar sekali dibasmi karena virus flu sering mengadakan perubahan. Perubahan yang terjadi pada virus flu terdiri dari dua macam cara. Yang pertama dikenal dengan antigenic drift atau penyimpangan antigen, yaitu perubahan kecil pada virus yang terjadi setiap saat. Antigenic drift menyebabkan munculnya virus yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga tidak dapat dikenali oleh sistem imun tubuh.  Hasilnya, sebagian besar orang yang telah kebal terhadap virus sebelumnya karena telah terpapar, menjadi berisiko untuk sakit kembali. 

E.Gejala - Gejala Terjangkit Virus Influenza
Pada umumnya setelah virus memasuki tubuh manusia, virus tidak langsung mengakibatkan orang yang kemasuki virus tersebut menjadi sakit, tetapi ada masa - masa tertentu sampai virus menyerang sel tubuh dan mengakibatkan kita menjadi sakit. Pada masa ini disebut dengan “Masa Inkubasi”, virus influenza ini masa inkubasinya 2 sampai 3 hari. Setelah masa inkubasi, gejala yang umum terjadi setelah terinfeksi virus influenza adalah demam, radang tenggorokan, sakit sendi, sakit kepala hebat, batuk, daya tahan tubuh melemah, dan kelelahan. Bila tidak ditangani secara serius, flu juga bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih fatal, seperti pneumonia, atau bisa juga disertai dengan komplikasi penyakit yang lainnya, seperti mual­ - mual, iritasi mata, gangguan pendengaran, dan sebagainya. Gejala yang normal terjadi di saat terserang flu pada umumnya adalah sebagai berikut Gejala tingkat kepekaan tingkat kecendrungan Demam 86% 25% Batuk 98% 23% Suara serak 70 -90% 20-40%

F.Pencegahan dan Pengobatan 
Salah satu langkah untuk pencegahannya adalah dengan cara vaksinasi. Vaksin ini dibuat dari beberapa jenis virus innfluenza yang sudah dinonaktifkan. Ada tiga jenis virus yang dinon-aktifkan, yaitu 2 virus influenza Golongan A, dan 1 virus influenza Golongan B. Virusnya sendiri dibuat melalui beberapa metode. Metode yang paling sering digunakan adalah dengan menumbuhkannya di dalam telur yang sedang dierami. Setelah dibersihkan, barulah virus dinon-aktifkan, yang biasanya menggunakan sejenis detergent. Vaksinasi berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit, sehingga pada umumnya diberikan sejak bayi atau balita. Di Amerika Serikat, untuk tahun 2006-2007 ini, The United States Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk memberikan vaksinasi kepada anak-anak berusia kurang dari 59 bulan. Selain anak-anak, orang tua dan wanita hamil, serta mereka yang mempunyai penyakit yang bisa menyerang kekebalan tubuh, juga direkomendasikan untuk menerima vaksinasi ini. Setelah mendapat vaksinasi, seseorang belum tentu tidak dapat terkena flu. Hal ini disebabkan oleh karena tidak semua jenis virus yang dinonaktifkan di dalam membuat vaksin, sehingga masih memungkinkan untuk terserang beberapa jenis virus flu yang lainnya. Oleh karenanya pola hidup yang sehat juga diperlukan, seperti istirahat yang teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi, agar tidak mudah terserang flu. Bila sudah terkena flu, umumnya penyakit yang diakibatkan oleh virus bisa sembuh sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah infeksi bakteri/kuman lainnya yang biasanya menyertai infeksi virus (komplikasi). Pengobatan influenza adalah dengan membiarkan tubuh penderita membentuk antibodinya sendiri.  Hal itu dapat dilakukan dengan banyak beristirahat dan mengurangi aktivitasnya, termasuk tidak banyak bercakap-cakap, banyak minum, dan menjauhi kebiasaan untuk mengkonsumsi alkohol dan rokok. Bila sudah mengidap gejala seperti demam dan nyeri sendi, obat-obatan seperti paracetamol (acetaminophen) juga diperlukan untuk mengurangi rasa sakitnya. Namun, obat-obatan ini juga bisa berbahaya bagi hati (liver), sehingga penggunannya pun memerlukan petunjuk dari dokter atau petugas kesehatan. Pengobatan yang umum diberikan adalah untuk mengurangi gejala yang mengganggu dari flu, seperti pemberian obat untuk (simptomatik) menurunkan panas, menghentikan pilek dan batuk. Pemberian obat itu akan meredakan gejala sekaligus mengurangi penderitaan pasien flu.   Gbat flu biasanya terdiri dari komponen untuk menurunkan panas (parasetamol, ibuprofen), mengurangi pilek atau hidung berair (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin [maksimal15 mg/tablet]), dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin). Namun, bila gejalanya hanya demam saja, tidak perlu mengonsumsi semua komponen.  Bagaimana bila hanya pilek? Cukup pilih obat bebas yang mengandung komponen pilek saja; bila dicampur dengan komponen antihistamin (CTM, misalnya) masih diperbolehkan. Pemilihan obat kombinasi tergantung kecocokan individual.  Vitamin dan pengencer dahak tidak mutlak diperlukan dan perlu dinilai secara individual. Yang perlu diingat, dengan atau tanpa antibiotik flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu. Namun, bila tidak, sebaiknya konsultasikan kepada dokter keluarga Anda. 



2. DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

A.Sejarah Demam Berdarah Dengue
 Demam berdarah ( DB ) atau demam berdarah dengue ( DBD ) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe ( hiperendemisitas ) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut. Pada penyebaran virus ini, dikenal 2 jenis transmisi, yaitu dengue kota (urban dengue) dimana rantai penularannya adalah manusia-nyamuk-manusia dan dengue hutan (jungle dengue) dimana rantai penularannya adalah manusia-nyamuk-monyetr-nyamuk-manusia. Nyamuk penting dalam rantai penularan dengue di kota - kota besar adalah Aedes Aegypti sedangkan di hutan adalah Aedes niveus. Virus dengue tersebar sangat luas di benua Asia, Afrika, Amerika dan juga Australia dengan endemisitas dan kombinasi tipe virus yang belum tentu sama. Asia tenggara termasuk salah satu wilayah endemik dimana keempat tipe virus dapat ditemukan. Manifestasi infeksi virus dengue sangat beragam mulai dari tanpa gejala, demam ringan, demam dengue, dan demam berdarah dengue. Dalam kenyataan, jumlah kasus dengan manifestasi klinis ringan dalam bentuk tanpa gejala dan demam ringan ternyata merupakan mayoritas. Diperkirakan kasus dengan manifestasi demam berdarah dengue hanya merupakan kira-kira 5 % dari seluruh kasus infeksi virus dengue. Kelompok yang bermanifestasi ringan tersebut secara klinik sukar didiagnosis.

B.Klasifikasi Virus
Demam berdarah dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106 . Terdapat 4 serotipe virus yaitu, DEN-1, DEN-2,DEN-3,DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan flavivirus lain seperti yellow fever, Japanese enchephalitis, dan West Nile virus.

C.Penyebaran Virus
Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapatkan virus demam berdarah dari orang yang didalam darahnya mengandung virus. Bila nyamuk tersebut menggigit orang atau anak lain maka anak tersebut dapat tertulari demam berdarah Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, Balai desa dan lain - Iain sehingga setiap keluarga dan masyarakat beresiko untuk tertular penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vaksin untuk peneegahannya juga be1um ada, sehingga satu - satunya cara untuk memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk Aedes Aegypti  Agar kita bebas dari aneaman penyakit DBD, maka kegiatan 3M ini harus dilakukan oleh seluruh masyarakat, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menggerakkan masyarakat dalam"3M"   Adapun ciri – ciri nyamuk Aedes Aegeypti adalah sebagai berikut :
1. Sifat-sifat Nyamuk Aedes Aegypti    Berwama hitam dan belang-belang (loreng) putih pada se1uruh tubuhnya
2. Berkembangiak di temp at penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang. 3.Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari Mampu terbang sampai 100 m 4.Hidup di dalam rumah dan sekitarnya terutama di tempat yang agak gelap dan lembab serta kurang sinar matahari.

D.Gejala – Gejala Terjangkit Demam Berdarah Dengue 
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot ( myalgia dan arthralgia ) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan — pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut. Pada bayi dan anak, demam dengue bermanifestasi sebagai demam yang disertai ruam makulopapuler. Pada anak lebih besar dan dewasa, manifestasinya lebih berat dan menimbulkan trias gejala yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam makulopapuler. Demam dengue akan sembuh tanpa meninggalkan gejala sisa dan biasanya tidak menyebabkan kematian. Gejala utama pada demam berdarah adalah demam tinggi, fenomena perdarahan dan hepatomegali. Pada anak sering pula disertai rasa nyeri di perut. Kadang-kadang terjadi kegagalan sirkulasi. Trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan temuan khas. Hemokonsentrasi dan peningkatan nilai hematokrit yang terjadi sebagau akibat adanya kebocoran plasma adalah pembeda utana denam dengue dan demam berdarah dengue. Demam biasanya timbul mendadak dan disertai gejala tak khas lain. Demam biasanya tinggi dan berlangsung selama 2- 7 hari untuk kemudian kambali menjadi normal. Pada awal demam, fenomena perdarahan berupa petekie mungkin ditemukan di ekstremitas, muka,aksila dan palatum molle. Sementara ruam makulopap, minimal uji tourniuler mungkin ditemukan pada masa konvalesen penyakit. Hati biasanya membesar tetapi jarang disertai splenomegali. Kegagalan sirkulasi biasanya terjadi pada masa suhu tubuh telah turun. Menurut World Health Organization, secara klinis diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan jika ditemukan dua kriteria klinik ditambah trombositopenia (kurang dari 100.000 per ml) dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit minimal 20 %. Kriteria klinik dimaksud adalah:
1.Demam mendadak, tinggi, dan berlangsung 2-7 hari.
2.Fenomena perdarahan, minimal uji tourniquet positif.
3.Hepatomegali
4.Renjatan.
Berdasarkan rincian gejalanya, demam berdarah dengue dibagi atas empat yaitu:
1.Derajat 1: Jika gejala perdarahan hanya berupa uji tourniquet positif.
2.Derajat 2: Jika gejala perdarahan spontan.
3.Derajat 3: Jika gejala kegagalan sirkulasi mulai tampak. Nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun.
4.Derajat 4: Jika renjatan menjadi berat. Nadi seringkali tak teraba. Selain menimbulkan sindroma gejala seperti di atas, infeksi dengue juga menimbulkan sindroma unusual dengue atau demam berdarah dengue tak lazim. Dalam hal ini terjadi gejala ensefalopati dan/ atau renjatan.

E.Pencegahan dan Pengobatan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya, yaitu tempat-tempat penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang di rumah-rumah dan tempat-tempat umum sekurang-kurangnya seminggu sekali. Kegiatan ini dikenal sebaai Gerakan "3M"  Gerakan 3M yaitu :
1.Menguras tempat-tempat penampungan air seperti tempayan, drum, bak mandi bak wc dan lain-lain atau menaburkan bubuk abate 
2.Menutup rapat-rapat tempat penampunganair, agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di dalarnnya. 
3.Mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng-kaleng bekas, plastik bekas dan lain-lain .
Adapun pencegahan lain yaitu dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. GUNAKAN CAIRAN / KRIM ANTI NYAMUK ( MOSQUITO REPELLANT ) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian. Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir. Kolam / akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijual di toko-toko) BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG / SORE HARI. Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat. Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah / mengatasi keadaan syok / presyok dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin atau antipiretika. Bagian terpenting lainnya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

1 komentar:

Qdy Rajaf Tisqum mengatakan...

ini tugas SMA saya dulu :)