a little story about this live,

a story about experiences,

the path of my story

12 Oktober 2011

Berapa Banyak Nikmat Hidup Ini ?

Tahukah kita berapa banyak nikmat yang telah dikaruniakan oleh-Nya kepada kita ? Kapan kah nikmat itu dimulai ? Dimulai dari pertama kali kita menghirup udara yang segar ini. Disaat mata kita pertama kali terbuka. Disaat telinga ini mendengar suara adzan pertama. Disaat mulut ini menangis untuk yang pertama. Atau disaat kulit ini merasakan pelukan hangat ibu kita ? Tahukah kita siapa yang mempertemukan ayah dan ibu kita sehingga kita dapat lahir ke dunia ini melalui perut sang ibunda tercinta ? Tahukah kita jikalau nikmat yang kita terima ini bukanlah hanya dimulai dari apa yang telah kita perkirakan, Dialah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang yang telah memberi kita sebuah kenikmatan yang bahkan jauh sebelum kita dilahirkan. Pernahkah terfikir bagaimana jika kita terlahir dalam keadaan cacat ? Kita yang dilahirkan secara normal apakah kita pernah berfikir kalau Yang Maha Penyayanglah yang telah memberi kita tubuh yang sehat ini yang bahkan kita sendiri tidak lebih baik dari mereka yang diberi tubuh kurang sehat ? Mereka yang lahir dalam keaaan tidak normal pernahkah terfikir kalau ini merupakan sesuatu yang terbaik yang telah ditentukan oleh-Nya ? Yang masing-masing diantara kita diberi Rahmat oleh-Nya.

Pernahkah kita memperhatikan seorang ibu yang begitu sengsaranya ia menggandung calon anaknya sembilan bulan dalam rahimnya yang mana ia tidak tahu apakah anaknya kelak akan dapat atau tidak dapat menghirup udara segar ? Apakah kita juga pernah memikirkan betapa besarnya kasih sayang kedua orang tua kita yang bahkan mereka juga tidak tahu akankah kita balas dengan apa kasih sayang yang mereka berikan dengan kasih sayang pula ataukah dengan kedurhakaan ?

Allah SWT. membabigan rezeki kepada setiap makhluknya dengan adil sesuai degan ketetapan-Nya. Ada yang diberi rezeki berkecukupan, ada yang berlebih dan ada pula yang rezekinya hanya sedikit jikalau dilihat menurut pandangan kita. Apakah kita memperhatikan orang yang menurut kita serba kekurangan, mereka masih saja tetap dapat bertahan hidup. Tahukah bagaimana cara mereka bertahan hidup ? Dialah Zat Yang Maha Pemberi Rezeki yang memberi rezeki kepada setiap makhluknya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Yang Menciptakan dan Yang Menjaga, Yang Maha Melihat lagi maha Mendengar, Dialah Yang Maha Kaya yang mengabulkan setiap do’a hambanya.

Mari kita bersama menghitung berapa banyak nikmat yang telah kita terima dari-Nya. Mari kita mencoba menghitung dari setelah kita lulus SMA saja, berapa banyak kah uang yang telah kita habiskan dari kita menerima ijazah SMA hingga saat ini ? Setiap sesuap nasi yang telah kita makan, setetes air yang kita minum, alat transportasi yang kita nikmati, pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sanggupkah kita menghitung semuanya ? Bagaimana dengan udara yang telah disediakan-Nya secara Cuma-Cuma, jantung yang terus memompa darah, anggota tubuh yang masih berfungsi normal, dan masih banyak lagi. Bisakah kita hitung semuanya ? Bagaimana jika kita mulai menghitungnya dari saat pertama kali kita menghirup udara ini ?

Dan Dia telah memberikan kepadamu ( keperluanmu ) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari ( nikmat Allah ) ( Qs.14:34).

Setelah kita mengetahui akan seberapa besarnya nikmat yang telah kita terima, apakah yang akan kita lakukan ? Bersyukurkah kita kepada-Nya atau mengkufurinya ? Dengan apakah kita bersyukur pada-Nya ? Dan tahukah kita apakah selama ini kita telah cukup bersyukur kepada-Nya ? Lalu kapankah kita telah cukup bersyukur akan segala nikmat yang diberikan oleh-nya ? Allah dengan segala kasih sayangnya tetap saja selalu memberi rezeki kepada setiap makhluknya meskipun ia tidak bersyukur akan rezeki yang telah diberikan. Bahkan orang kafir sekalipun tetap ia beri rezeki kepada mereka. Tidak ada seorangpun baik kafir maupun muslim yang dibiarkan dan ditelantarkan oleh-Nya. Tetapi rezeki yang diberikan kepada mereka yang kafir berbeda dengan rezeki yang diberikan kepada kaum muslimin. Bagi kaum muslimin rezeki itu berupa nikmat dan barakah, yang akan semakin bertambah seiring kita bersyukur kepada-Nya. Namun bagi mereka yang kafir rezeki itu merupakan sesuatu yang akan menambah siksa-Nya di akhirat kelak.

Begitulah banyak diantara mereka yang mengkufuri nikmat-Nya tetapi hanya sedikit diantara mereka yang bersyukur kepada-Nya. Begitulah tabiat dasar dari manusia, yang sering khilaf dan lupa akan bersyukur kepada-Nya. Bahkan dalam firman-Nya, Ia mengulangi beberapa ayat yang sama lafal dan artinya. Dalam sebuah lafal Al-Qur’an yang berbunyi :
fabi’ayii ’alaa’ irabbikumaatukadz dziibaan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan.
.....Muqsit.....

Tidak ada komentar: