a little story about this live,

a story about experiences,

the path of my story

15 Februari 2013

Jangan Pernah Sendiri

Bismillahirahmanirahiim.

kisah ini adalah sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang guru di tengah perjalan kehidupan menanti panggilan untuk pulang kembali pada-Nya. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk kita semua (amiin).

Kisah ini berasal dari Rusia, sebuah negara yang jauh disana. Di suatu negara tersebut ada seorang ayah dan anaknya yang berusia 10 tahun. Sang ayah ini suka sekali dengan piano, suka mendengarkan nada-nada merdu yang keluar dari sebuah piano. Maka sang bapak pun mengirim anaknya itu ke dalam sebuah kursus piano.


Pada dasarnya untuk anak usia 10 tahun itu sudah sedikit terlambat untuk mengikuti kursus, karena memang seharusnya untuk mahir dalam memainkan piano itu dimulai sejak usia 6 hingga 7 tahun. Hingga 3 bulan berlalu anak itu ikut kursus, sang ayah melihat ada sebuah pertunjukan seni oleh seorang pianis terkenal dari Moskow. Tanpa pikir panjang sang ayah langsung membeli 2 lembar tiket untuk menghadiri pertunjukan tersebut.

Pada saat pertunjukan, si dalam ruang pertunjukan itu sang ayah bertemu dengan teman-teman lama beliau. Sang ayah pun gembira dan mengobrol dengan temannya itu hingga sang ayah lupa kalau anak yang digandengnya lebas dari gandengannya.

Pentaspun akan dimulai lampu dimatikan, seketika itu sang ayah baru sadar akan anaknya yang lepas dari gandengannya. Tapi apa daya karena pertunjukan akan dimulai dan lampu sudah dimatikan sang ayah tidak bisa bergerak dari tempat duduknya. Tiba-tiba dia melihat ke dekat tangga naik ke panggung, disitulah ternyata sang anak tadi berada. Sang ayah berharap semoga anaknya tidak naik ke panggung eh ternyata si anak malah naik. tambah khawatirlah san ayah ia berharap semoga anaknya tidak mendekat pada piano sang pianist eh ternyata sang anak mendekat, dan lebih parahnya lagi sang anak duduk dan membuka tutup piano tersebut.

Tutup piano tersebut dibuka, dan ditekanlah piano tersebut, "Ting" seketika itu semua orang terdiam para petugas lighting pun kaget dan segeralah langsung disorot sang anak tersebut. Seketika itu semua orang kaget, loh kok anak kecil ?. Sang anak tersebut memainkan sebuah komposisi yang dipelajarinya di dalam kursus, sebuah komposisi lagu "twinkle-twinkle little star" yang belepotan.

Kemudian apa yang terjadi, datanglah sang maestro pianist yang sesungguhnya. Sang pianist menepuk pundak sang anak dengan lembut agar sang anak tidak kaget dan duduk disamping anak tersebut.


Sang pianist itu mendampingi sang anak bermain piano. Begitu piawainya hingga nada-nada belepotan sang anak itu disulap menjadi suatu komposisi yang sangat indah. Begitu indahnya hingga pada nada terakhir yang berbunyi semua penonton masi terdiam. Kemudian sang pianist mengajak sang anak berdiri dan mengajaknya memberi hormat, seketika itu semua penonton sadar kalau pertunjukan indah itu telah selesai.
semua orang bertepuk tangan, bahkan standing applouse untuk menghargai betapa indahnya komposisi yang dimainkan.

Melihat semua orang bertepuk tangan, dalam hati kecil sang anak tersirat, wah ternyata gampang ya main piano cuma 3 bulan kursus saja sudah tepuk tangan semua. Tapi tahukah kawan sesungguhnya tepuk tangan itu buka untuk sang anak tapi untuk sang pianist. Begitu pula dalam hidup kita, kita sering kali lupa bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang kita lakukan, yang kita capai itu karena ada Allah yang menolong dan membantu kita. Semua pujian untuk kita pun sebenarnya untuk Allah, tapi kita senantiasa sombong dan menganggap kalau kitalah yang hebat.

Sesungguhnya kita ini tidak bisa apa-apa tanpa bantuan dari-Nya. Kita ini lemah, tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan-Nya. Andai saja Allah mencabut nikmat-Nya dan menyuruh agar paru-paru kita berhenti bekerja, kita semua tidak bisa apa-apa, bernafas pun tidak bisa hingga akhirnya kita akan mati.
Sesungguhnya kita ini hina, tapi Allah menutupi aib kita dengan menghiasnya dengan sesuatu yang baik. Apabila satu saja aib kita ini tidak ditutupi oleh Allah maka pastilah kita akan menjadi seorang yang hina dan di cela oleh banyak orang, bahkan untuk bertemu dengan teman dekat kita sekalipun kita tidak akan sanggup menemuinya karena aib kita yang tampak.

Wahai kawan, maka dari itu janganlah pernah sendiri, janganlah merasa hebat, jangan pernah pergi sendiri tanpa ada Allah bersama kita. Karena apabila kita bermain bersama-Nya, seburuk apapun permainan kita akan selalu dibunguk menjadi sesuatu yang indah oleh Allah.
Buatlah agar Allah senantiasa ada bersama kita, shalatlah, tunaikan perintah dan jauhilah larangan-Nya, jangan pernah meninggalkan-Nya karena sesungguhnya kita ini bukanlah apa-apa tanpa ada Allah bersama kita.


Itulah tadi cerita yang saya ceritakan menurut versi saya, memang banyak kekurangan dan mungkin juga ada beberapa kesalahan dalam alur maupun isinya saya moon maaf. Untuk lebih menggugah semangat dan inspirasi kita ada baiknya bila kita melihat sebuah rekaman dalam acara MMLC DEW 5 2012 lalu dimana saya mendengar cerita ini. 
Berikut merupakan sebuah rekaman cerita diatas yang diceritakan guru ( Feri D Sampurno, CMNLP, CHt ), terima kasih pada beliau dan semoga bermanfaat. 


1 komentar:

Bianglala~ mengatakan...

nice share qdy :) lanjutkan!
does my comment looks too simple ? hehe